Senin, 24 Februari 2014

Tips Mengajar di Kelas Perdana

Sumber:---> 

Biasanya sesuatu yang dilakukan pertama kali itu akan sangat menyusahkan bagi kita. Contohnya saja misal kalo pertama kali melamar perempuan. Pasti ada semacam perasaan gugup karena takut salah dan sebagainya. Nah, begitu juga dengan mengajar. Apalagi mengajar adalah pekerjaan yang mengharuskan Anda menghadapi banyak orang di depan Anda. 40 orang lawan satu. Udah kayak perang aja tuh. Itu jumlah siswa yang biasa di sekolah negeri. Ok, kita langsung ke acara.hehe
Sebenarnya saya tidak punya niat khusus untuk menulis tips ini. Cuma pengen nulis karena maunya menulis jadi kebiasaan. Teringat pesan yang saya baca di sebuah blog bahwa agar kita pandai nulis menulislah saat gak mau nulis.hehe Alah, malah jadi gak langsung ke permasalan inti nih. Sori menyori deh.. :D
KISAH SINGKAT GURU YANG BARU PERTAMA KALI MENGAJAR DI SEKOLAH PUN DIMULAI
Katakanlah guru ini bernama Jono Suparno Harto Saptuari. Wuih, nama yang ajib…hehe
Ia adalah mahasiswa FKIP yang besok akan memulai kelas perdananya. Guru pamong bilang besok dia harus mengajar di kelas anu yang siswanya katanya nakal-nakal. Malam ini dia 1. MEMBUAT RENCANA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN DI KELAS besok.RENCANA ini bukanlah lesson plan dengan bentuk dan aturan yang biasa diajarkan di fkip. Ya, semacam coret-coretan tentang APA YANG AKAN KITA LAKUKAN BESOK selama 2 jam (2×45 menit) mengajar. Jadi yang harus dilakukan adalah menghayal/berimajinasi kira-kira besok itu gimana. Misal 15 menit pertama perkenalan, terus games atau nyanyi terus dan terus sesuai dengan apa yg kita rasa akan membuat kelas besok menjadi efektif dan menyenangkan. Misal pingin nyanyi, nyanyinya gimana, liriknya gimana. Atau misal mau games, gamesnya gimana. Kita bisa cari referensi dari internet atau dari buku. Nah itu semua ditulis biar besok pas ngajar tinggal dijalankan. RENCANA di atas bisa dilakukan setiap hari sebelum mengajar.
Kembali ke kisah Suparno. Sekarang sudah pagi. Sebelum pukul 7, Suparno sudah harus berada di sekolah. Guru jangan sampai datang terlambat. Kalau terlambat gak sengaja ya gak apa-apa, bisa ditoleransi. Tapi kalo sengaja dilambat-lambatin jangan. Tapi ya, biasanya mahasiswa PPL seperti Suparno pasti jarang sengaja lambat-lambat masuk kelas. Biasa, ini menyangkut nilai, bos!haha Coba kalo dah jadi guru tetap. Gak tahu apakah masih disiplin. :D
TAKUT DISORAKI SISWA-SISWA
Ada sebuah kutipan, tapi saya lupa siapa yang bilang. “Jika Anda bisa menguasai kelas yang isinya remaja-remaja labil dan bisa keluar dalam keadaan “hidup”, Anda bisa melakukan apapun”. Wuih..Tantangin nih! Jangan dianggap masalah. :D Saya kasih tahu tipsnya.
Sekarang kita bicara kelas yang isinya remaja, katakanlah kelas SMA. Nah, anak SMA iniGAK MAU/SUSAH DIKASIH NASIHAT YANG MULUK-MULUK. Apalagi yang kasih nasihat itu Anda yang masih mahasiswa, baru pertama kali ketemu/kenal dengan mereka. Anak SMA ini lebih respek kepada mereka yang satu pikiran dengan mereka (sebenarnya manusia memang cenderung begitu). Itulah mengapa mereka biasanya lebih nurut sama teman atau kakak yang mereka pikir bisa dipercaya. Jadi, jangan SOK NGATUR sebelum Anda diterima oleh mereka. Lalu bagaimana caranya agar bisa diterima?
Tips ini berdasarkan pengalaman saya dan juga beberapa wawasan yang saya dapat dari beberapa bacaan.
Jadi jangan Anda tanya mana teorinya. Kalo mau coba, silakan. Kalo gak, ya monggo. Tapi coba saja cari referensinya yang meyangkut cara saya ini, siapa tahu Anda menemukan ini sesuai dengan teori-teori yang sudah ada.
Jadi gini. Biasanya, saat Anda sebagai guru PPL atau guru baru masuk di kelas yang dikenal guru-guru di sekolah tersebut sebagai “kelas nakal”, Anda akan disoraki atau kehadiran Anda tidak dianggap. Saat Anda masuk kelas Anda biasa melihat siswa yang duduk tidak sopan. Menatap Anda dengan pandangan yang tidak enak dilihat. Jika Anda tidak siap dan tidak tahu caranya, maka Anda bisa “shocked”. Anda bisa saja menangis karena tak tahan. Boleh jadi Anda guru yang cukup sabar dan cuek, tapi pengelolaan kelasnya jadi tidak efektif. Ngomong terus tapi tidak diperhatikan. Ia berpikir, “terserah kalian mau ngapain, yang penting saya sudah memberikan penjelasan materi. Salah sendiri!”. No, tidak boleh begitu. Harus ada usaha. Anda digaji untuk MENGELOLA MANUSIA.
Kebetulan, saya pernah disoraki siswa saat masuk ke kelas. Bahkan ada yang mengarahkan “jari tengah”-nya ke arah saya. Namun saya beruntung pernah masuk ke kelas seperti itu. Karena itu bisa jadi bahan pembelajaran saya. Beruntung juga saat PPL di salah satu SMA di Palembang, saya diharuskan mengajar 4 kelas dengan karakter kelas yang berbeda-beda. Coba kalau saya cuma dikasih satu kelas, siswa-siswanya kalem-kalem semua. Nyaman memang, tapi saya tidak belajar apa-apa.
JIKA DISORAKI DAN TIDAK DIANGGAP
Di hari-hari pertama mengajar saat PPL. Saya termasuk guru yang cuek. Maksudnya saya tak mau ambil pusing jika ada siswa yang tidak serius. Karena saya belum berpikir bahwa “kelas yang saya ajar adalah tanggungjawab saya, meskipun masih mahasiswa PPL”. Saya baru tersadarkan ketika kepala kurikulum bilang bahwa hak Anda untuk melakukan apa saja di kelas (tentu saja asal tidak melanggar peraturan atau hukum). Saya sebelumnya belum mau marah.  Sejak saat itu saya bisa menggunakan “strategi marah” untuk mengelola kelas.
Nah, jika Anda masuk dan langsung disoraki dan juga tidak dianggap, pasanglah muka marah, tatap mata mereka. Biasanya, meskipun Anda sudah memasang muka marah Anda tetap dianggap “lucu” oleh mereka karena Anda masih dianggap “bau kencur”. Makanya, cara yang bisa diambil adalah dengan memukul meja untuk membuat mereka diam dan merubah suasana kelas menjadi tegang. Tak apa, ini cuma tak-tik. Ya, meskipun Anda tak pernah marah, cobalah. Anggap saja ini permainan “acting”.
Setelah memukul meja dan kelas berubah menjadi tegang, Anda bisa mengatakan (bisa memakai bahasa daerah atau bahasa yang biasa dipakai oleh siswa sehari-hari untuk mengesankan bahwa Anda sedang benar-benar marah dan untuk menyamakan pikiran), “Tolong hargai saya di sini. Saya juga dulu pernah SMA. Sama seperti kalian. Saya paham kalau diam saja di kelas itu membosankan. Ribut itu biasa, bisa diterima, saya dulu juga begitu, tapi sopanlah dengan orang yang lebih tua. Dulu, waktu SMA,……..” Nah, berceritalah tentang masa SMA Anda yang lucu, berkesan, waktu kalian pernah “nakal”, misal berkelahi. Ini bermaksuda agar siswa merasa “SENASIB”, “SATU PEMIKIRAN” dengan Anda sehingga Anda lebih mudah untuk dianggap kawan.
Setelah ceramah singkat tadi, kalian tutup dengan minta maaf dan setelah berkenalan dan main games, misalnya mengatakan begini, “Ok. Cukup ya. Mohon maaf tadi kalo saya agak emosi. Saya yakin kelas ini aktif dan cerdas. Karena siswa bodoh itu tak ada. Kalo ada guru yang mengatakan kalian bodoh. Itu salah besar!” Nah, dengan begitu penerimaan siswa jadi tambah besar terhadap diri Anda, karena mereka merasa kalau Anda memahami mereka.
Setelah itu Anda mengajak berkenalan. Saya punya cara tersendiri. Saya akan memanggil siswa yang paling “nakal” atau paling ribut di kelas. Saya mengatakan, “Ok, siapa di sini yang paling ribut. Maju ke depan..!”. Biasanya saat itu kelas akan berisik. Itu bagus. Teruskan saja. Biasanya tidak ada yang mau maju sendiri, tapi kalo ada yang mau maju, ya bagus. Tapi kalo tidak, tarik tangan siswa (bisa sembari memegang pundak) sembari mengajaknya ke depan kelas. Setelah kalian berdua sudah di depan kelas. Mintalah siswa tersebut untuk memperkenalkan diri dengan cara yang unik, ekspresif, dan tidak biasa. Anda bisa memberi contoh, seperti memperkenal diri dengan gaya rapper, dan sebagainya.
Setelah berkenalan, jika ada games, Anda bisa memainkannya. Perbanyaklah referensi tentang games-games atau icebreaking yang bisa diterapkan di kelas. Anda bisa menggunakan seluruh waktu di awal pertemuan ini untuk bersenang-senang. Atau setelah berkenalan kita bisa BUAT KESEPAKATAN BERSAMA-SAMA DALAM MENETAPKAN PERATURAN KHUSUS UNTUK KELAS ANDA. Anda sebaiknya membuat aturan sendiri selain peraturan sekolah. Misal, siswa hanya boleh izin ke luar kelas saat istirahat. Boleh minum tapi tidak boleh makan di kelas. Itu cuma contoh. Buatlah peraturan yang menurut Anda akan efektif.
Sampai di sini jika Anda sudah diterima oleh siswa, maka setelahnya mengajar/mengelola kelas pun akan lebih mudah..
JIKA SISWA YANG ANDA TEMUI MUDAH DIATUR
Ya, kalo begini ya enak. Tinggal di awal jangan lupa untuk berkenalan, memberi tahu siapa diri Anda. Juga jangan lupa untuk membuat peraturan khusus untuk kelas Anda. Setelah ditetapkan, harus konsisten namun juga harus fleksibel. Nah, inilah seninya menjadi guru. Ada situasi di mana Anda dituntut harus konsisten dan ada sistuasi di mana Anda dituntut harus fleksibel. Karena boleh jadi beberapa sikap fleksibel justru bisa membuat siswa lebih respek dan menghargai kebijakan Anda yang pada gilirannya akan membuat siswa lebih mudah untuk diatur.
Semoga bermanfaat.
Jika Ada tambahan, sanggahan, dan lain-lain silakan dikomentari. Thanks :)
Sumber:--->Ike Wardhana Efroza, S.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar