Senin, 24 Februari 2014

CARA MENGAJAR DI KELAS UNTUK PERTAMA KALI (BAGI PARA CALON GURU)

by Mimbar Guru





Tiap tahun banyak lulusan mahasiwa FKIP dari berbagai perguruan tinggi yang harus terjun ke sekolah untuk menjadi guru. Tentunya para cagur ini sudah digembleng oleh berbagai mata kuliah Akta Mengajar, Pedagogi, ataupun pernah melaksanakan PPL.

Pada kesempatan ini saya mau berbagi dengan teman-teman para Calon Guru (Cagur) dalam menghadapi siswa untuk pertama kali mengajar di kelas. Alasannya berdasarkan pengalaman, mengajar di kelas mempunyai perbedaan yang cukup jauh dengan ketika kita melaksanakan praktek mengajar waktu kuliah (terutama dalam membina emosi/mental). Penyakit "demam panggung" tentunya akan selalu melanda pada pengalaman pertama. Tapi, itu sangat wajar kalau hanya menimpa kita dalam kurun waktu paling lama 5 menit (lebih dari lima menit kurang wajar).

Langsung saja, berikut saya uraikan langkah-langkar mengajar di kelas untuk pertama kali:

1. Kuasai Materi pelajaran yang Anda ampu!
2. Persiapkan penampilan Anda (good looking) ketika mau masuk ke kelas.
3. Tanamkan dalam hati Anda bahwa "saya sudah lebih jauh berpengalaman daripada para murid di kelas". 
4. Membuka pelajaran di kelas seperti biasa (tegur sapa, berdo'a, dan memperkenalkan diri Anda).
5. Rasakan bagaimana aura emosi Anda selama tahap pembukaan (apakah gerogi?) itu sangat wajar tapi rasa grogi Anda jangan terlalu lama.
6. Tebarkan pesona senyuman Anda pada tiap murid, dengan diselingi gurauan pada saat menyampaikan materi (gurauan yang mendidik tentunya).
7. Tanamkan prinsip  "siswa akan suka terhadap mata pelajaran, dengan syarat kalau suka terhadap gurunya". Intinya Anda harus menjadi guru yang disukai.
8. Gunakan metode mengajar yang paling cocok dengan materi, supaya alur mengajar Anda lebih mengalir (tidak kaku)
9. Gunakan manajemen waktu yang tepat pada tiap tahap pembelajaran (pembukaan, kegiatan inti, penutup).

Itulah langkah-langkah mengajar di kelas bagi para cagur yang pertama kali terjun ke lapangan (sekolah). Mudah-mudahan bermanfaat! Amin


Inilah Lima Cara Meningkatkan Kemampuan Mengajar


Ketika menghadiri kursus Bahasa Inggris bagi para pendidik dan guru Bahasa Inggris @atamerica di Jakarta, speaker menanyakan sebuah pertanyaan kepada para guru “Bagaimana caranya anda meningkatkan kemampuan mengajar anda?” Beragam tanggapan dari para guru tentang pertanyaan tersebut membuat saya langsung mencatat poin-poin penting dari diskusi menarik tersebut.

Inilah beberapa jawaban dari para guru tentang bagaimana cara mereka meningkatkan kemampuan mengajar mereka baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Sharing bersama guru lainnya.
Pengalaman selama 10 tahun mengajar di berbagai bimbingan belajar membuat saya berpikir bahwa memang benar, pertemuan dan sharing materi bersama-sama guru lain adalah metode yang paling efektif untuk meingkatkan kemampuan mengajar di kelas. Dengan sharing materi tersebut saya banyak belajar dari guru senior terutama bagaimana caranya mengajarkan materi-materi yang cukup sulit.
Di Sekolah ada MGMP, melalui wadah inilah para guru bisa sharing materi, cara mengajar bahkan bertukar pengalaman. Pertemuan semacam inilah yang justru dianggap cukup efektif menyebarkan virus mengajar kreatif.

Melihat bagaimana guru lain mengajar di kelas.
Masih sama dengan di bimbingan belajar. Guru junior memiliki kewajiban untuk ikut bersama siswa memperhatikan guru senior yang sedang mengajar. Begitupun sebaliknya. Guru senior melihat bagaimana guru junior mengajar sehingga bisa saling memberikan masukan tentang proses mengajar yang baik.
Cara seperti ini mungkin kurang lumrah di lakukan di sekolah. Namun tidak ada salahnya jika guru bidang studi yang sama melakukan cara seperti ini untuk saling mengisi dan memperkaya bagaimana meningkatkan cara mengajar dengan baik.

Mencari materi-materi secara online melalui internet.
Internet adalah sumber tak terbatas bagi para guru untuk mencari materi pembelajaran. Namun, isi dari materi yang didapatkan tentu harus disesuaikan dengan kurikulum dan kultur budaya setempat sehingga tidak ada benturan kepentingan.
Tidak sedikit guru yang mengimitasi materi kemudian diterapkan secara mentah. Padalah hal tersebut tidak memperkaya cara mengajar. Sebaiknya materi disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa yang sesungguhnya. Terutama materi-materi yang bukan berasal dari Indonesia dikhawatirkan terdapat tabrakan budaya.

Menghadiri pelatihan, seminar, dsb.
Saya cukup surprise karena sebagian besar peserta workshop @atamcerica, Pacific Place adalah guru dan pendidik yang sudah cukup berumur namun masih memiliki semangat belajar yang tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dikatakan guru saya saat di SMA dan di Universitas. Pelatihan dan Seminar bukan hanya menambah wawasan tapi juga menambah dan mempererat tali sillaturrahmi antar sesama pendidik dan guru.

Membeli atau meminjam buku dari Perpustakaan.
Minat membaca yang tinggi akan menghasilakan guru yang kreatif. Untuk menjadi kreatif tentu saja dapat dimulai dengan membaca. Sayangnya hanya sebagaian kecil saja guru yang mengalokasikan dananya untuk pembelian buku. Bahkan kunjungan guru ke perpustakaan pun kadang di pertanyakan. Namun demikian, dengan adanya perkembangan internet seperti sekarang ini guru lebih dimudahkan. Banyak berita, artikel tersebar di internet sehingga asal ada niat guru dapat membaca secara gratis lautan ilmu di internet tentunya untuk meningkatkan diri dan kemampuannya dalam mengajar.

Itulah lima poin penting yang saya catat. Mungkin sesungguhnya kita sudah mengetahui lima poin tersebut, namun saya yakin masih sedikit yang bisa melaksanakannya secara konsisten. Semoga sharing ini bermanfaat.

Sumber gambar: Blogs.unpad.ac.id

2 komentar: