Rabu, 12 Februari 2014

Gejala Penyakit yang Mengiringi Saat 9 Bulan Masa Kehamilan


Gejala Penyakit yang Mengiringi Saat 9 Bulan Masa Kehamilan - Ada hal-hal normal dan tidak normal yang terjadi pada wanita hamil. Tetapi, ada pula yang sebenarnya membutuhkan ­pertolongan cepat. Yuk, kenali gejalanya.

Menginjak kehamilan trimester pertama, kedua tangan Kirana kesemutan selama 24 jam disertai kecapekan yang luar biasa. Di trimester kedua, kesemutan hilang tapi berganti ngilu setiap kali ia menggerakkan kedua pergelangan tangannya.

Menurut dr. Lusiana Irene Widiastuti, SpOG.,  dari Rumah Sakit Panti Rapih , Yogyakarta, kesemutan yang dialami ibu hamil, biasanya baru timbul di trimester kedua atau ketika kehamilan masuk bulan keenam dan berjalan ke bulan ketujuh.

Meski jarang terjadi, kesemutan yang berhubungan dengan sistem saraf, timbul karena faktor fisiologis yang tidak jelas layaknya ngidam . Bila ibu hamil mengeluh sering kesemutan dan sering kram, “Biasanya dokter memberi terapi neurotropic . Vitamin ini akan mendukung sistem saraf dan tidak ada kontraindikasi untuk kehamilannya.”

Tetapi, bagi ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi, kesemutan di trismester kedua akan memberat kala ia memasuki trimester ketiga. “Ini berhubungan dengan faksi konstruksi pembuluh darah sempit, sehingga aliran darahnya tidak optimal.” Khusus kesemutan, Lusi menyarankan, ibu hamil melemaskan tangan dan merendamnya di dalam air hangat. “Yang penting ibu hamil harus rileks.” Efek tekanan darah tinggi lainnya adalah tumbuh kembang janin di rahim lebih lambat dan berisiko persalinan prematur.

Ibu hamil juga harus mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang serta istirahat cukup. Selain itu, harus ada kesiapan psikologis selama masa kehamilannya, persiapan mental menghadapi persalinan, dan persiapan menjadi ibu. Bila tiga hal ini dimiliki, apa pun masalah kehamilan yang timbul, tidak akan membuatnya mengeluh.

Nah, apalagi kasus lazim dan kasus tak lazim yang kerap muncul selama kehamilan? Simak penuturan komplet dari Lusi berikut ini.

Trimester I 
Harus Relaks & Tak Capek
1. Dehidrasi
Pada umumnya wanita hamil akan mengalami rasa mual sampai muntah, bahkan pusing. Perubahan kondisi tubuh juga bisa membuat ibu hamil mudah lelah, hingga kadang kehilangan nafsu makan. Namun rasa mual dan muntah yang berlebihan (Hyperemesis gravidarum ) bisa tergolong tidak lazim.
Rasa ini pula yang menyebabkan ibu hamil sering takut makan dan minum. Padahal ibu hamil harus tetap makan dan minum.

“Kalau tidak, bisa terjadi gejala dehidrasi. Kalau sudah dehidrasi, harus dievaluasi bagaimana kencingnya. Apakah urine keluarnya sedikit, warnanya keruh? Kalau dehidrasinya terus-menerus, membahayakan buat Si Ibu sebab ginjalnya bisa terganggu.”

Bila ibu hamil benar-benar tidak mampu makan dan minum, ia harus bed rest  dan harus ada asupan berupa cairan yang mengandung elektrolit yang masuk ke tubuh lewat infus.

2. Pusing Berlebihan
Banyak wanita pekerja yang terbiasa beraktivitas tinggi dan tidak merasa lelah saat hamil. Padahal sebenarnya tubuhnya tidak mampu mengerjakan porsi pekerjaan yang biasa dikerjakan sebelum hamil. Biasanya tubuh akan memberi sinyal yakni merasa pusing. “Jalan keluarnya harus mengurangi porsi kerjanya.”

3. Kaki Bengkak
Wanita hamil membutuhkan waktu istirahat yang cukup. Oleh karena itu, wanita yang lebih banyak duduk saat bekerja, disarankan duduk dengan kursi yang lebih empuk agar tulang ekornya tidak sakit.
Selain itu, tiap dua jam sekali, ibu hamil harus berdiri dan jalan-jalan minimal selama satu jam. Kemudian sebisa mungkin berselonjor agar rileks. Bila sulit dilakukan, sebaiknya berselonjor di antara dua kursi yang sejajar. Pasalnya, banyak duduk akan menyebabkan kaki bengkak. Waspada pula jika kaki bengkak selama bekerja tapi membaik setiba di rumah, “Itulah tanda kecapekan,” ucap Lusi.

4. Pendarahan
Pekerjaan berat yang dilakukan ibu hamil bisa mengakibatkan kram dan kemudian flek. “Flek bisa saja timbul karena kecapekan. Biasanya, akan membaik saat diberi vitamin penguat. Namun kalau flek terus-menerus dan kram, ibu hamil harus segera kontrol ke dokter agar tidak terjadi keguguran.”

5. Air liur berlebih
Pada trimester pertama, ibu hamil seringkali mengalami hypersalivation  (keluar air liur yang berlebihan). Alhasil, Si Ibu meludah terus-menerus. Kondisi ini menurut Lusi, bisa berlangsung hingga masuk trimester kedua dan kerap membuat ibu hamil yang bekerja tidak nyaman.

“Dipakai bicara saja, air liurnya sudah bermunculan. Biasanya dokter akan menyarankan agar ibu tersebut mengulum permen agar liurnya tertelan kembali,” ujar Lusi.

Ternyata penyebab hypersalivation adalah rangsangan asam lambung yang meningkat. Misalnya, karena melihat makanan yang enak. “Tapi, khusus untuk ibu hamil, liurnya berlebihan meski dia belum tentu doyan makan meski air liurnya banyak,” tegas Lusi. Meski tidak ada terapi untukhypersalivation , para ibu hamil tidak perlu khawatir sebab hal ini akan berhenti sendiri seiring usia kehamilan yang bertambah.

 
Trimester II
Cermati Kontraksi
1. Janin Mulai Bergerak
Memasuki trimester kedua (4 – 6 bulan), janin mulai bergerak di dalam rahim. Gerakannya akan cenderung bertambah sering sejalan bertambahnya usia kehamilan.
Kadang gerakan ini menimbulkan kontraksi yang kencang. “Otomatis perut bagian bawah terasa sakit. Kadang ibu ketakutan bila rasa sakit itu timbul. Dia tidak sadar itu akibat dari aktivitasnya yang berlebihan,” papar Lusi.

Kontraksi yang kencang juga bisa disebabkan gerakan dari bayi yang amat kuat. “Biasanya akan menimbulkan rasa sakit di samping bawah kanan dan kiri. Hal seperti itu sebenarnya keluhan yang lazim dialami pada ibu hamil. Dan, wajar bila ibu merasa takut.”

Jadi apa yang harus dilakukan bila perut terasa ditendang-tendang? Lusi menyarankan ibu hamil santai saja alias tidak stres. “Berbaring atau duduk saja. Nanti akan hilang sendiri.“

Faktor pekerjaan juga erat kaitannya dengan keluhan. Biasanya, keluhannya adalah sakit di tulang ekor yang disebabkan peregangan tulang rawan pada ibu hamil. Tetapi bila dipakai tidur tidak ada masalah.

2. Kontraksi Terlalu Sering
Kendati kontraksi lazim terjadi di semester kedua, kontraksi juga bisa membahayakan. Salah satunya, bila berlangsung terus-menerus dan teratur. Kontraksi semacam ini berisiko persalinan prematur.
Misalnya, saat usia kehamilan sudah memasuki bulan keenam menuju ketujuh dan berat bayinya baru 1.200 gram. Tetapi, sering kontraksi dan frekuensinya teratur. Pasalnya, kontraksi yang diakibatkan gerak bayi yang aktif seharusnya tidak teratur. Gerakannya bisa per jam. “Sekarang gerak, lalu sejam kemudian baru gerak lagi dan tidak menimbulkan flek,” ucap Lusi.

Jika hal ini terjadi, Si Ibu Hamil wajib memeriksakan diri ke dokter kandungan. “Biasanya akan diberi obat spasmolitik agar tidak kontraksi berlebihan, bayi tidak lahir prematur, tapi Si Ibu terpaksa harus bed rest ,” jelas Lusi.

3. Placenta Previa
Saat umur kehamilan bulan keenam menuju ketujuh, tempat plasenta menempel sudah bisa diketahui.
“Bila posisi plasenta di segmen bawah rahim, kadang bisa menyebabkan flek tanpa penyebab yang jelas. Jika tidak ada kontraksi, ini mungkin initial bleeding  (pendarahan awal) pada placenta previa.” Hal ini harus diwaspadai sebab bisa saja ibu tidak kecapekan dan gerakan bayi terbilang normal.

Placenta previa  juga bisa terjadi karena janin menempel di depan atau di belakang segmen bawah rahim atau meluas ke bawah. “Di bulan ketujuh mulai terbentuk isthmus , lekunan dari rahim sudah mulai mengembang sehingga kadang-kadang posisi ari-ari sudah mulai geser. Sehingga pembuluh darah ada yang sedikit terbuka lalu timbul flek,” urai Lusi.

Memang tidak ada nyeri yang terasa tapi ibu harus bed rest dalam kondisi semacam ini. “Kalau nekat beraktivitas, nanti ada kontraksi dan risiko pendarahan semakin banyak.”

Trimester III
Sesak Hingga Bengkak
1. Napas Pendek
Banyak faktor yang mengakibatkan ibu hamil di trimester ketiga (7 – 9 bulan) sering mengalami sesak napas. “Sebenarnya, bukan sesak napas, melainkan napasnya pendek-pendek karena ada desakan diafragma ke atas,” jelas Lusi.

Di antaranya, berat janin dan berat tubuh ibu bertambah serta ukuran payudara membesar karena menyimpan air susu lebih banyak. Selain itu, di bulan kedelapan, rahim juga membesar dan posisinya naik dan hormon kehamilan mengendurkan sendi antara tulang-tulang di daerah panggul. Alhasil, rahim membesar dan posisinya naik.

Jadi, selain napas cenderung sesak, punggung pun pegal. Untuk mengurangi pegal, ibu hamil disarankan duduk di kursi atau tidur dengan sandaran empuk yang bisa menyangga punggung dengan baik. Pijatan lembut boleh dilakukan di punggung tetapi, tidak boleh dilakukan di perut kendati ada gerakan yang sedikit menyakitkan. “Kalau itu dilakukan bisa terjadi pelepasan plasenta (solusio placenta ),” tegas Lusi.

Sesak napas pada ibu hamil juga harus dibedakan berdasarkan riwayat kesehatan. “Kalau tidak ada riwayat sakit jantung, lalu suara parunya baik-baik saja, ya, tidak apa-apa. Itu berarti ‘hanya’ karena ada dorongan dari bawah,” papar Lusi.

Bila ada kaitannya dengan kelainan jantung, cermati aktivitasnya. Kalau masih kuat berjalan 50 meter hingga 100 meter, artinya kerja jantungnya baik-baik saja.

Lain halnya bila Si Ibu sudah tidur setengah duduk dan terbangun tengah malam karena sesak napas. Kemungkinan ini disebabkan kerja jantung yang tidak optimal. Perlu diketahui pula bahwa secara psikologis, tekanan darah makin tinggi di umur kehamilan 32 minggu. “Sehingga bila awalnya ada gangguan fungsi jantung maka derajatnya akan naik. Apalagi saat persalinan, beban jantung menjadi tinggi karena harus mengejan.”

2. Kram Perut Bawah
Kram biasanya terjadi di bulan kedelapan sebab bobot bayi rata-rata sudah mencapai 2 kg. ”Bisa dibayangkan bila perut ibu ditendang bayi seberat 2 kilo, kan, pastinya sakit.”

3. Sering Kencing
Perut yang membesar di trimester ketiga juga membawa keluhan sulit tidur karena ibu sering buang air kecil. “Saat rahim membesar, volume kantong kencing terdesak rahim karena posisinya berada di depan rahim,” ujarnya.

Sulit tidur yang dialami ibu hamil juga diakibatkan karena gerakan janin saat subuh tiba. Faktor psikologis juga berpengaruh terutama bila kehamilannya adalah anak pertama. “Si ibu cemas menghadapi hari H proses persalinan. ‘Bisa tidak melalui proses persalinan?’ Itulah yang membuat dia takut melahirkan dan kualitas tidur tidak bagus.”

Oleh karena itu, lanjut Lusi, ibu hamil amat disarankan ikut kursus senam hamil atau hypnobirthingyang mengarahkan agar ibu siap mental menjalani proses persalinan sehingga tidak ada kegelisahan.

4. Kembali Mual
Gerakan janin yang kuat juga akan membuat perut ibu nyeri di sela-sela rangka iga. Anatomi usus ibu hamil juga bergeser karena terdorong rahim yang membesar. Akibatnya? Mulas dan mual muncul kembali. “Seperti ngidam  lagi dan nafsu makan kurang.”

Akan tetapi, ibu hamil yang usianya sudah matang tidak mengalami hal semacam ini. “Hamil itu ada konsekuensinya. Misalnya, mengalami mual maka ada usaha menolak itu atau mengalihkan. Tapi, bagi wanita yang belum dewasa akan terasa keluhan itu. Secara psikologis, dia juga lebih manja.”

5. Janin Tidak Bergerak
Menurut Lusi, jika ibu yang tidak bisa merasakan gerakan janin, “Bisa jadi itu akibat lemak perut ibu terlalu tebal.” Tapi, ini juga harus dibuktikan dengan USG (ultrasonography ). “Pola detak jantungnya juga direkam selama 20 menit untuk mengetahui bagus atau tidak,” jelas Lusi.

Ibu hamil juga bisa minta tolong orang lain memegang perutnya untuk mengetahui gerakan janin. “Mungkin ibunya tidak bisa merasakan, tapi orang lain bisa merasakan.”

Bayi, lanjut Lusi, punya fase istirahat. “Kadang ibu maunya kalau dirinya tidur, bayinya tidur. Tapi, kalau dia beraktivitas, dia ingin merasakan gerakan janin. Nah, saat Si Ibu rileks tapi anaknya tidak gerak-gerak, dia cemas padahal bayinya sedang dalam fase istirahat.“

Oleh karena itu, ibu harus memperhatikan gerakan bayi per dua jam atau irama sirkadian. “Pagi dini hari biasanya janin sudah bangun kala Si Ibu belum bangun. Namun ada juga gerakan yang kuat pada jam-jam tertentu. Setiap janin lain-lain.”

6. Keputihan
Keputihan wajar terjadi pada akhir kehamilan. Oleh karena itu, bagian intim harus dirawat. Tapi. bila keputihan sudah amat berlebihan dan mengganggu, jangan ragu memeriksakan diri ke dokter.

7. Kaki Bengkak
Untuk mengurangi pembengkakan pada kaki, Lusi menyarankan ibu hamil rileks atau tidur dengan mengangkat kaki ke atas.

8. Flek Menjelang Persalinan
Normalnya, di akhir masa kehamilan, flek akan diikuti kontraksi dan berakhir dengan persalinan. Tetapi, Lusi mengingatkan, bisa saja ada flek, disusul kontraksi, namun tidak terjadi persalinan dalam waktu 1 - 2 hari. “Istilahnya itu baru lepas penutup leher rahim,” ucapnya.

Saran Lusi, di akhir masa kehamilan, ibu hamil hendaknya mengurangi frekuensi traveling . “Maksimal 4 jam perjalanan dengan mobil, itu pun harus disertai istirahat per 2 jam,” tegasnya.
Terlalu lama duduk dalam perjalanan akan mengakibatkan aliran darah tidak bagus (trombosis vena dalam). “Selama dalam perjalanan kaki juga harus sering digerak-gerakkan dan tidur cukup yang berkualitas. Paling tidak, tidur malam 6 jam,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar