• ruang guru yang memadai. Saya tidak mengatakan ideal namun memadai. Karena setiap sekolah punya standar masing-masing. Ruang guru yang tersedia minuman serta gula, teh dan kopi akan membuat guru betah untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Lebih bagus lagi jika ada pantry, dapur kecil yang ada peralatan untuk memanaskan makanan jika sekolah belum menyediakan makan untuk guru. Di ruang guru juga sebaiknya ada komputer dan printer yang siap mambantu tugas guru dalam mempersiapkan pengajaran yang kreatif untuk muridnya.
  • Menyediakan makan siang untuk guru. Jika sekolah belum mampu menanggungnya 100 persen, sekolah bisa melakukannya dengan patungan 60;40 dengan gurunya. Makan siang dan permasalahan asupan gizi dan makanan sangat penting bagi seorang guru karena jika sekolah melewatkan hal ini yang terjadi adalah sekolah akan sering mendapat kabar guru tidak masuk karena sakit. Hal ini bisa saja terjadi karena guru makan di warung yang belum tentu terjamin kebersihan atau terkadang mereka tidak punya cukup waktu untuk menyiapkan makanan dikarenakan lalu lintas menuju sekolah yang mengharuskan mereka berangkat pagi- pagi benar. Jika sekolah ingin maju dan sukses diperlukan guru yang sehat dan siap mengajar. Guru pun akan terbina keakraban jika ada kesempatan makan siang bersama.
  • Dipenuhi peralatannya. Peralatan yang saya maksud termasuk media pembelajaran dan alat bantu mengajar serta sarana pendukung lain yang diperlukan Terkadang guru memang sering terlihat ‘boros’ namun dengan pendekatan dan sosialisai mengenai penghematan guru akan berpikir ulang sebelum melakukan hal yang akan berujung pada pemborosan.  Cara guru memesan alat bantu, bahan dan media pembelajaran juga perlu diatur, dengan sistem yang baik akan membuat guru merasa sekolah mendukung dan membantu tugasnya sebagai pendidik. Sebaliknya pemesanan yang lama dan berbelit-belit akan membuat guru frustasi dan merasa sekolah tidak mendukung upayanya untuk menghadirkan upayanya yang terbaik di kelas. Sebaiknya sekolah membeli dalam partai besar untuk kemudian menyimpannya di sekolah dengan demikian selalu ada saat guru memerlukan.
  • Atasan yang mendahulukan kepercayaan dibandingkan dengan kecurigaan. Ada banyak perbedaan antara guru dan karyawan. Seorang guru bukan sekedar karyawan, ia adalah pendidik sebagai ujung tombak dari sebuah sekolah yang efektif. Karyawan memang punya mekanisme untuk diawasi oleh atasannya, sementara guru adalah orang yang baru akan maksimal dalam bekerja saat ia diberi kepercayaan. Guru pun bisa salah dan saat ia salah kepala sekolah bukan jadi orang yang menghukum namun ia akan jadi orang yang mendampingi agar guru bisa lebih baik lagi dalam perilaku dan kinerjanya.
  • Ada event di luar jam mengajar. Guru senang jika di akhir tahun ia tahu bahwa ada kesempatan yang disediakan sekolah untuk pergi bersama keluarga besar sekolah tempat ia mengabdi atau ada saat sekolah lakukan ‘Teacher Appreciation Day’ dimana sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa mengadakan acara khusus untuk memberi penghargaan pada guru anak-anaknya yang telah mengajar penuh satu tahun ajaran
  • Diasah jiwa kepemimpinannya. Dalam rapat guru dihargai pendapatnya dan didengar sambil kepala sekolah berusaha dicarikan solusi. Dengan guru punya jiwa kepemimpinannya ia akan percaya diri saat bicara dengan orang tua siswa dan tampil sebagai guru profesional sebagai orang yang mewakili citra sekolah di mata masyarakat
  • Dibantu/disumbang jika ada kesulitan. Guru juga manusia terkadang ia punya hal yang terjadi di luar kekuasaan dia sebagai pribadi. Jika guru meminta bantuan sekolah wajib membantu semampunya agar guru bisa segera keluar dari kesulitan dan segera bisa konsentrasi dalam mengajar.

Demikian sekelumit resep dari saya. Saya yakin pembaca punya tambahan resep lain yang sudah diuji coba dan ampuh dalam membuat guru betah dan nyaman mengajar di sekolah. Silahkan berbagi dalam kolom komentar